RENUNGAN MINGGU BIASA KE VII
"KASIHILAH MUSUHMU............."
(Injil Mat 5 : 38 - 48)
#renunganhariankatolik #renungankasih #minggubiasake7 #jelangprapaskah #kasihilahmusuhmu
"KASIHILAH MUSUHMU............."
(Injil Mat 5 : 38 - 48)
Halo shalom
semuanya...... Berkah Dalem..........
Sudahkah
syukur dan sukacita menggema dalam hidup kita hari ini? Ataukah ada yang sedang
merasa sesak dan berbeban berat? Nah temen-temen setiap kita pasti memiliki
masalah ya. Dan sebagai makhluk sosial, kebanyakan masalah yang kita hadapi
adalah masalah dengan orang lain ya. Kita semua pasti pernah merasakan dikasihi
bukan? Oleh keluarga, sahabat- sahabat kita, atau mungkin yang remaja mengalami
yang namanya jatuh cinta ya, atau yang sudah menikah, di awal pernikahan
sungguh sesuatu yang sangat membahagiakan bukan? Tapi apakah kita sebagai
manusia selalu bisa saling mengasihi? Apakah kasih itu tetap akan abadi? Apakah
kasih itu akan selalu hadir ketika kita disakiti. Kita sebagai manusia biasa
yang memiliki perasaan itu seringkali mudah merasa disakiti. Rasa sakit itu
bisa timbul dari berbagai hal, biasanya dari orang2 yang memusuhi kita, tidak
suka sama kita, atau bahkan orang terdekat yang iri dengan kita, orang-orang yang
gak puas kalau gak menghina kita. Well ... banyak alasan ya, dan kita yang
mudah baper. Lalu biasanya ya luka
paling yang sulit untuk sembuh itu adalah luka yang disebabkan oleh orang yang
sangat kita cintai, orang terdekat kita. Setuju nggak? Nah seperti itulah suasana
hati kita yang sangat duniawi ini. Saya pun pernah merasakan sakit hati yang
dalam sama seseorang. Dan ketika dihadapkan dg suasana seperti itu, yang ada
dalam pikiran kita adalah “awas lo ya”, pembalasan, dendam, dan rasa sakit yang
tak kunjung sembuh. Namun apakah dengan menyimpan rasa sakit dan melakukan
pembalasan yang kita inginkan, maka semua beban hati kita bisa pudar atau
bahkan lenyap semua? Apakah beban itu menjadi hilang tak tersisa? Atau jangan –
jangan rasa sakit hati itu berubah wujud menjadi dengki yang dalam dan semakin
dalam sehingga pembalasan menjadi tiada akhir. Dan apakah kebencian yang ada
dalam diri kita itu justru membuat orang yg kita benci menjadi kapok? Takut? Atau
meminta maaf dg tulus pada kita? Belum tentu. Tapi yang pasti adalah kita
semakin menyakiti diri kita sendiri oleh karena sakit hati dan kebencian.
Temen-temen di bacaan
hari ini Yesus sedang mengingatkan kepada kita semua tentang kasih. Betapa mulianya
kasih itu. Dibacaan pertama dikatakan, “ kuduslah kamu, Sebab Aku, Tuhan
Allahmu kudus. Jangan engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau
harus berterus terang menegur sesamamu, janganlah engkau mendatangkan dosa
kepada dirimu karena dia. jangan engkau
menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
Nah
loh berat nggak? Tapi temen – temen saya sebagai orang nasrani, sebagai seorang
katolik saya bangga. Karena apa? Tuhan kita mengajarkan kepada saya hal – hal luar
biasa. Kasih salah satunya, kalau kita ambil sudut pandang manusia biasa,
bagaimana mungkin kita tidak membenci orang yang udah nyakitin kita ya kan? Sekalipun
kita ga bisa balas dendam, setidaknya mengungkapkan kebencian pada orang yang
kita benci itu bikin puas ya nggak. Tapi apakah itu sungguh2 kepuasan? Nah ini
ditambah lagi diminta mengasihi. Memaafkan aja belum tentu mudah apalagi
disuruh mengasihi.
Maka
teman-teman... saya merasa bahwa Yesus ini, Tuhan kita ini mengajarkan
kebenaran yang sesungguhnya. Apakah mengasihi itu adalah hal yang benar? Ya
jelas. Dan ini ditambah lagi Ia mengajarkan kita untuk mengasihi musuh. Double
truth rasanya ya. Ditegaskan lagi dalam bacaan injil jika ditampar pipi kirimu,
beri pipi kananmu. Mungkin sekilas kalau kita hanya berpikir, mungkin ini
ajaran yang bodoh. Ditampar sekali aja udah sakit, nah ini ditampar malah suruh
nampar lagi. Lalu di ayat berikutnya dikatakan, “ kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Saya
pernah juga mikir bahwa ajaran Yesus ini ga masuk akal. Memaafkan aja udah gak
gampang, ini suruh mengasihi, mendoakan lagi, gilak apa. Tapi temen-temen dalam
perenungan saya setelah saya mencoba melakukan ajaran Yesus ini, kelegaan hati
yang sesungguhnya itu betul-betul saya rasakan. Justru dari bacaan injil inilah
saya menyadari bahwa Yesus ini sungguh-sungguh mulia. Benar yang dikatakanNya,
kalau kita hanya bisa mengasihi orang yang mengasihi kita, apa upahnya? Bukankah
orang yang tidak mengenal Allah juga berbuat demikian?
Jadi
inilah yang membuat kita yang mengenal Yesus ini menjadi istimewa. Jika kita
menerapkan ajaranNya, kita bukan lagi orang biasa. Tetapi anak-anak Allah. Kasih
yang Yesus ajarkan adalah kasih yang abadi. Kasih yang mulia. Jika kita mampu
mengasihi orang dari setiap kekurangannya, maka tidak ada celah bagi kasih itu
untuk memudar atau hilang. Jika sebuah hubungan, sebuah keluarga, berfondansi
kasih dari Tuhan, niscaya setiap kelemahan, setiap masalah, setiap perbedaan,
setiap perubahan yang kita alami, tidak akan membuat rasa cinta itu berkurang. Sehingga
ketika orang yang kita cintai mulai berubah gak sebaik dulu lagi, keadaannya
tidak semempesona dulu, atau keluarga tidak seharmonis dulu, dengan
menghadirkan kasih Tuhan niscaya kita bisa saling bisa memaafkan dan
memperbaiki diri. Dengan kasih Tuhan kita mampu untuk menerima dan saling
melengkapi. Dengan kasih Tuhan pula kita bisa kembali menciptakan keharmonisan.
Dengan kasih Tuhan, segala perseteruan bisa kita atasi. Maka, yuk mari kita
bersukacita karena kasih Allah yang besar itu dan hidup saling mengasihi. Di minggu
biasa terakhir menjelang masa prapaskah ini kita diajari untuk menghadirkan
kembali kasih itu dalam diri kita, hingga nanti saat “kebangkitan” kita dapat
melihat dan mengingat seperti apa kasih terbesar itu yang dapat kita teladani
dari kisah sengsara hingga kebangkitan Yesus. Amin
----Kwardhani.D----
#renunganhariankatolik #renungankasih #minggubiasake7 #jelangprapaskah #kasihilahmusuhmu
Komentar
Posting Komentar