Langsung ke konten utama

Renungan

By: Debby KWard
5 TOKOH DALAM PERISTIWA
JUMAT AGUNG

Hari ini kita memeringati peristiwa “Jumat Agung”. Setiap kita pasti memiliki perenungan sendiri mengenai peristiwa sengsara yang sungguh menjadi salah satu dasar iman kristiani. Yesus disalibkan. Yang perlu kita ingat adalah bahwa saat diriNya disalibkan ternyata tidak seorang pun muridNya yang berada di dekatnya. Bahkan dalam Injil ada 2 orang murid Yesus yang disoroti. Nah saya akan mencoba merenungkan 5 tokoh dalam peristiwa sengsara yang juga sering kita jumpai dalam hidup sehari-hari.

1. YUDAS ISKARIOT

Semua orang dalam iman kristiani pasti tau siapa Yudas Iskariot. Ya, dia adalah salah seorang murid Yesus yang pada akhirnya mengkhianati Dia dan berakhir menggantung dirinya sendiri. Di dalam kehidupan kita mungkin pernah bertemu dengan orang macam Yudas Iskariot ini, atau bahkan mungkin kita pernah menjadi seperti dia. Di dalam injil dijelaskan bahwa Yudas Iskariot menyerahkan Yesus pada para tetua, imam-imam bangsa Yahudi kala itu dengan iming-iming imbalan. Mungkin kalau bahasa kekiniannya Yesus ini ditusuk dari belakang. Yudas Iskariot yang silau akan hal duniawi menjadikan ia buta akan kebenaran, padahal ia salah seorang terdekat Yesus, yang tau Yesus seperti apa. Tapi, kebenaran menjadi buram karena kesilauan uang. Selain itu, ia juga masih bersikap munafik di hadapan Yesus. Kalau dijaman sekarang ini seringkali kita liat kata-kata mutiara, “Terkadang musuhmu adalah orang terdekatmu”. Inilah yang di alami Yesus. Namun apakah Yesus marah? Membencinya? Atau bahkan menaruh dendam padanya? Tidak. Dia masih mengasihinya. Berbicara tentang dosa, dosa terbesar Yudas bukanlah saat ia menjadi penghianat Yesus, tapi ketika ia memilih untuk bunuh diri dibanding pertobatan. Bahasa kerennya melarikan diri setelah sadar ia salah. Amit-amit jangan sampai kita begitu ya.... oke lanjut...

2. SIMON PETRUS

Lain halnya dengan Yudas, Simon Petrus juga menjadi tokoh yang bahkan sebelum dirinya disalibkan, Yesus sempat menegaskan padanya, “Sebelum ayam berkokok, kau telah menyangkal aku tiga kali”. Jadi mulanya Yesus ini sudah tau siapa yang akan menyerahkanNya itu, Petrus meyakinkan Yesus bahwa bukan dia orangnya. Hingga pada akhirnya ketika Yesus ditangkap, disesah, satu persatu orang terdekatnya meninggalkan dia. Termasuk Petrus ini, dia pura-pura gak tau apa yang terjadi dan menyangkal Yesus. Tiga kali ketika orang-orang bertanya padanya, “Bukankah, dia yang bersama-sama dengan orang itu?(baca:Yesus)”. Nah kita seringkali dalam kehidupan juga demikian bukan. Bahkan ada kata-kata motivasi bunyinya, “Ketika kamu sukses, teman-temanmu tau siapa kamu, ketika kamu susah, kamu tau siapa teman-temanmu”. Petrus ini di katakan dalam injil begitu dekat dengan Yesus, kata-katanya pun manis, klo jaman sekarang kita menyebutnya mungkin dia bakalan jadi teman sejati. Tapi sekali lagi Petrus adalah manusia yang memiliki rasa takut dan gengsi. Ia takut ikut disalahkan sehingga melarikan diri dengan cara menyangkal Yesus. Namun bedanya dengan Yudas adalah Petrus menyadari kesalahannya itu dengan sedih dan mengingat kembali perkataan Yesus. Lalu ia bertobat. Dan dalam iman Katolik ia adalah St. Petrus yang menjadi Paus pertama. Yesus disebutkan mengisyaratkan bahwa Ia meletakkan landasan gerejaNya di atas Petrus. Pertanyaannya, mengapa Petrus? Padahal ia juga hampir mengkhianati Yesus kan? Poin kasih Allah juga dijelaskan disini, Ia tidak membenci, Ia memberi kesempatan pada Petrus untuk menebus kesalahannya itu dengan pewartakan apa yang diajarkan Yesus. Pertobatan Petrus inilah yang menyelamatkannya dari gelapnya dosa. Ketika kita mengalami hal demikian, mengakui kesalahan dan pertobatan adalah obat yang utama yang akan membuat hidup kita lebih tenang bahkan Tuhan memercayakan kepada kita anugerah dan kebaikan-kebaikan yang lain. Daripada melarikan diri, lalu membawa kebencian sampai mati duhhh.... miris. Jangan sampai yaa..

3. Para Tetua dan Imam-Imam Kepala yang Mendesak Yesus

Ingat ya, buat yang betul-betul memaknai kisah sengsara ini, bahkan Pilatus mengatakan, “Aku tidak menjumpai kesalahan pada orang ini (baca: Yesus)”. Trus apa dong kesalahannya kok sampai Yesus disalibkan dan Barabas yang dikenal sebagai orang keji malah di bebaskan dari penjara. Kesalahannya terletak di ego dan harga diri. Para tetua dan imam-imam kepala kala itu  yang jelas pasti mereka berpengetahuan, merasa benar dan sudah taat, merasa harga dirinya terluka karena ada “Orang yang jauh lebih hebat” dari mereka. Sekalipun yang disampaikan Yesus adalah hal kebenaran, tapi harga diri yang seakan meluap-luap itu menutup semua kebenaran. Saking inginnya menunjukkan dirinya yang seolah-olah yakin dan benar itu, mereka meminta untuk mengganti Yesus dengan Barabas. Kebayang dong ya gimana ga masuk akal dan buntunya hati nurani manusia kala itu. Kita pun demikian mungkin pernah mengalami. Menyalahkan orang lain karena “Gengsi dan Harga Diri”. Tidak mau meminta maaf ketika pada akhirnya menyadari kesalahan, namun sudah terlambat. Merasa memiliki jabatan tinggi, merasa lebih tua, merasa lebih berpendidikan, sehingga gengsi mengakui kesalahan terhadap orang lain yang mungkin kurang dari kita. Memiliki harga diri memang penting dan perlu selagi itu di letakkan pada porsi yang benar. Namun jika harga diri menjadi senjata untuk “PLAYVICTIM” tentu itu akan menimbulkan dosa-dosa lain yang akan menjerat dan menjadi kebiasaan. Jangan sampai harga diri kita itu membunuh kebenaran. Dan ini adalah hal yang sangat sering terjadi dalam hidup. 

4. Orang Banyak yang Mengolok-Olok

Kompor” itulah istilah yang tepat bagi orang banyak kala itu. Ini yang punya masalah siapa yang ikut-ikutan siapa gitu ya. Kecenderungan manusia menjadi “Kompor” ketika melihat suatu kejadian yang tidak biasa itu rasanya terjadi hingga saat ini. Gak tau persis apa masalahnya tapi sibuk ikut-ikut menghakimi. Bahkan terkadang mengatas namakan “Setia Kawan”. Coba kita tengok lagi dalam bacaan Injil mereka teriak dengan lantang, “Salibkan Dia, Salibkan Dia”, “Bebaskan Barabas”. Andai hal itu terjadi di masa kini, saya pengen nanya gitu rasanya, “Situ Sehat???” Lah iyakan mereka tau kalau Yesus ditangkap pun saat dia gak ngapa-ngapain. Yesus juga bilang bahwa Dia setiap hari ada di bait Allah kenapa baru nangkap sekarang pake bawa pasukan lagi. Merekapun tau mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus terhadap banyak orang dari mereka. Tapi apa? Mereka tetap jadi kompor, karena mungkin takut, gengsi, dan gakmau ikut disalahkan. Makanya mereka memihak ke pihak yang menurutnya “Lebih Aman”. Jangan sampai kitapun dibutakan dari kebenaran hanya karena “Ingin Aman”. Atau mengubah diri menjadi provokator. Jangan mudah menghakimi apalagi jika itu bukan bermasalah langsung dengan kita. Karena terkadang penghakiman yang kita lakukan dapat menghancurkan hidup orang lain dan juga hidup kita saat menyadari dan hidup dalam rasa bersalah. Nah hayoo ... coba yuk diinget-inget pernah ngalamin gitu juga nggak hehehe..... dan saat terus diolok-olok karena hal baik atau pertobatan yang kita lakukan, jangan pernah takut dikatakan “sok suci” lalu malah mengurangi hal baik yang kita lakukan. Karena orang yang berkata demikian hanyalah orang yang hatinya dipenuhi kedengkian dan menolak untuk “Bercermin” lalu hidup dalam pertobatan. Orang seperti itu akan hidup dalam kesombongan dirinya dan semakin jauh dari Allah.

5. Simon dari Kirene

Jika tadi itu adalah tokoh – tokoh yang mengisyaratkan hal-hal negatif yang terjadi, maka ada tokoh lain yaitu Simon dari Kirene yang diminta untuk membantu Yesus memanggul salib. Terkadang cobaan berat yang datang dalam hidup kita itu, begitu membuat kita lelah, sakit, menangis, bahkan sampai mempertanyakan Tuhan. Tapi perlu kita ingat, bahwa ketika Tuhan mengizinkan itu semua terjadi, artinya kita mampu untuk menanggungnya dan Ia sudah menyediakan bantuan bagi kita yang terkadang tidak kita sangka-sangka. Yang kita perlukan adalah iman. Yakin dan percaya bahwa Tuhanlah sumber kekuatan dan pengharapan. Hendaknya kita kembali dan mengandalkan Dia diatas segala ketidakmampuan kita. Tapi sekali lagi, gengsi, harga diri, dan kesombongan manusialah yang membuat terkadang kita tidak mampu “Melihat” Tuhan dan terus menerus pembelaan, menyalahkan, dan mengatakan ketidakadilan Tuhan, lalu menjauhkan kita dari kebenaran. Pada akhirnya kita tidak mampu untuk bersyukur dan meminta pertolonganNya. Pasti pertolongan itu akan datang disaat kita berada ditepi “Jurang” sekalipun. Karena Tuhan mengasihi kita. Dan hiduplah untuk menjadi berkat dan pertolongan bagi orang lain.

Nah itu tadi 5 tokoh dalam kisah sengsara yang patut menjadi bahan permenungan. Namun sekali lagi kita harus mengingat bahwa semua peristiwa itu terjadi atas kehendak Tuhan yang pada akhirnya menjadi dasar hidup kita. Bagaimana kita merenungkan dan bersikap saat menjalani kehidupan yang sulit khususnya.

Jangan sampai kita menjadi pengkhianat yang haus akan hal duniawi dan menolak pertobatan seperti Yudas. Jangan sampai kita menjadi orang munafik yang pengecut dan apatis seperti yang pernah dilakukan Petrus, jangan sampai kita menjadi orang yang dipenuhi kedengkian yang hanya meninggikan harga ndiri dibanding kebenaran seperti imam-imam kepala dijaman Yesus, jangan sampai kita bisanya menjadi kompor dan provokator yang dengan lantang menyerukan kesalahan orang lain tanpa memeriksa diri seperti banyak orang di jaman Yesus, jadilah seperti Simon dari Kirene yang memiliki kepedulian terhadap penderitaan orang lain dan menjadi berkat bagi sesama. Karena sekecil apapun bantuan yang bisa kita berikan, terkadang menjadi sukacita yang besar bagi orang yang menerimanya. Amin

Kita memang manusia  biasa yang memiliki banyak keterbatasan, yang tidak sempurna seperti Yesus. Tetapi jangan pernah menjadikan keterbatasan itu menjadi alasan untuk menyakiti dan berbuat dosa. Demikian semoga bermanfaat dan menjadi bahan permenungan bersama. Jangan lupa untuk terus mengandalkan Tuhan dan menyerahkan diri padaNya. 
Tuhan memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HYMNE dan MARS SATYA CENDIKA

HYMNE SATYA CENDIKA Cipt: Drs. Th. Indra.P.J Bergema lembut dalam kalbuku Getar darma kasihmu Cerahkan budi ulurkan asa Kepada insan kelana Satya Cendika almamaterku Harapan taruna bangsa Satya Cendika almamaterku Benih hidup di hatiku MARS SATYA CENDIKA 1 Cipt: Drs. Th. Indra.P.J Kami Tunas muda bangsa penerus perjuangan luhur Majukan masyarakat  sejahtera, rukun, dan damai Belajar itulah tugasku Jadi pribadi mandiri Budi pekerti luhur Jiwa Pancasila Tekun berdoa dengan Santo Albertus Kembangkan api semangat Albertus Maju bersama Santo Albertus Satya Cendika Satya Cendika Majulah Satya Cendika Satya Cendika Jayalah Kristus Pribadi Illahi menjadi teladan kami Dalam bekerja sama  mengabdi pada sesama Teguh kokoh pendirian walau diterpa cobaan Dalam mencapai cita hidup yang sejati Tekun berdoa dengan Santo Albertus Kembangkan api semangat Albertus Maju bersama Santo Albertus Satya Cendika Satya Cendika Majulah Satya Cendika Satya Cendika Jayalah MARS SATYA CENDIKA 2 Cipt: Drs. ...

SMA KATOLIK SATYA CENDIKA JEMBER : VISI MISI

SMA KATOLIK SATYA CENDIKA JEMBER MOTTO Darmesti Bhuwanareksana Menjaga Dunia Dengan Nilai-Nilai Keutamaan VISI Insan cerdas bermartabat berlandaskan Iman, Harapan, dan Kasih                          MISI 1. Memperteguh dan meningkatkan kualitas penghayatan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangkan nilai-nilai luhur persaudaraan sejati 3. Mengembangkan sekolah sebagai masyarakat pembelajar yang berkualitas 4. Mendayagunakan potensi sekolah secara optimal                       TUJUAN 1. Menghasilkan insan berbudi pekerti luhur yang mampu menghargai dan memelihara kelestarian ciptaan Tuhan. 2. Menghasilkan insan yang bertumbuh kembang dalam kehidupan spiritual dan sosial. 3. Menghasilkan insan cerdas, bermartaba...

BROSUR PPDB 2021/2022 SMA KATOLIK SATYA CENDIKA JEMBER