Saat ini Dibulan Waisak memperingati 3 peristiwa tapi tahukah anda? Ada 3 peristiwa lagi yang juga terjadi dibulan Waisak mau tahu?
Berikut penjelasannya:
1.Kelahiran Pangeran Sidharta
Sidharta(sansekerta)/sidhattha(pali) adalah nama kecil Buddha Gotama. Beliau Lahir di Taman Lumbini (sekarang di Nepal) terlahir diantara suku sakya pada 623 SM.
Ratu Mahamaya dengan memegang sebatang pohon Sala dan dalam sikap berdiri lahirlah bayi pangeran Sidharta/bodhisatta pada waktu bersamaan lahirlah 7 pendamping. Ketika keluar dari rahim ibunya, muncul cahaya agung tanpa batas yang pertama menyambut sang Bodhisatta(pali) atau Bodhisatva(sansekerta) adalah para dewa, kemudian manusia
Sang Bodhisatta ketika keluar dari rahim ibunya tidak menyentuh tanah. Empat dewa muda menyambut dan meletakannya di depan sang ibu:
"Berbahagialah yang Mulia, putera dengan kekuasaan luar biasa telah engkau lahirkan".
Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibunya bersih, tak terpercik air, lendir, darah atau kotoran apapun, murni dan tanpa noda lalu berjalan 7 langkah ke utara dari langkah kakiNya tumbuh bunga teratai dan berkata:
"Akulah pemimpin di dunia ini, Akulah tertua di dunia ini, Akulah teragung di dunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir tak akan ada tumimbal lahir lagi"
2.Pencapaian Penerangan Sempurna dan menjadi Sammasambuddha
Mencapai pencerahan pada usia 35 tahun setelah 6 tahun bertapa keras. Di bawah pohon Bodhi di Hutan Gaya (Bodhgaya) pada tahun 588 SM, beliau berhasil me-ngalahkan Mara dibawah pohon Bodhi menjelang penerangan(S.N 4:24,25)
"Aku mengingat kembali kehidupan-kehidupanku yang lampau, yaitu satu kelahiran, dua, tiga, empat, lima, sepuluh, dua puluh, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran….. Demikianlah aku mengingat kembali kehidupan-kehidupanku yang lampau, terperinci berserta ciri -cirinya. Inilah pengetahuan sejati pertama yang kucapai pada malam jaga pertama…..”.
"Aku melihat makhluk - makhluk mati dan lahir kembali, yang hina dan yang mulia, yang cantik dan yang buruk, yang bahagia dan yang malang. Aku melihat bagaimana makhluk-makhluk itu melanjutkan kehidupannya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. Inilah pengetahuan sejati kedua yang kucapai pada malam jaga kedua…”.
"Pengetahuan penyebab, cara penghancuran noda dan mengakhir kelahiran kembali...".
Pengetahuan ke-3 ini pada malam waktu jaga ke-3.
Akhirnya di akhir malam itu beliau menang
3.Parinibbana Sang Buddha
Wafat Agung Sang Buddha terjadi di Hutan Sala daerah Suku Malla dekat Kusinara pada tahun 543 SM di usia 80 tahun. Sang Bhagava berkata kepada Bhikku Ananda untuk menyediakan tempat berbaring di antara pohon sala kembar itu, kemudian Sang Bhagavā berbaring pada posisi kanan dalam posisi singa, meletakkan satu kaki-Nya di atas kaki lainnya mengetahui sepenuhnya dalam memperhatikan menghadap ke utara. Pohon Sala kembar berbunga bukan pada musimnya, bunga surgawi, bubuk cendana bertaburan di atas tubuh Sang Bhagava dan nyanyian dan musik surgawi terdengar diangkasa. Sang Buddha me-nyampaikan banyak nasihat terakhir dan pembagian relik (D.N 16).
4.Ramalan Buddha Dipankara
Sebelum Sang Buddha Gotama menjadi Buddha beliau telah melewati dunia samsara ini beratus ratus kelahiran lampau sebagai seorang Bodhisatta. Kisah awal mula dari tekad-Nya menjadi Buddha adalah saat terlahir sebagai Pertapa Sumedha di zaman Buddha Dipankara(salah satu dari 29 buddha yg tercatat di kitab suci merupakan Buddha pertama yaitu Buddhavamsa).
Di kota Rammavata para penduduk menyambut kedatangan Buddha Dipankara dan para arahat, oleh karenanya, Ia segera menggelar matras kulit macan dan juga jubahnya di atas tanah yang becek dan berbaring tiarap di atasnya. Ia bermaksud menggunakan dirinya sebagai jembatan agar sang Buddha Dipankara dan para pengikutnya tidak menginjak lumpur saat lewat. Ketika sedang bertiarap demikian, seketika muncul keinginannya untuk menjadi Buddha. Di tengah ke-ramaian saat itu, terdapat pula seorang brahmana perempuan muda bernama Sumittà (kelak menjadi yasodhara)yang membawa 8 kuntum bunga teratai yang rencananya akan dipersembahkan kepada Buddha Dipankara. Ketika Sumedha sedang bertiarap secara demikian, Mata Sumittà menatapnya dengan terpesona dan seketika jatuh cinta padanya. Ia kemudian berkata kepada Sumedhà;
"Yang mulia petapa, aku berikan padamu 5 kuntum bunga teratai, agar engkau dapat mempersembahkannya sendiri kepada Buddha. Sisa 3 kuntum ini adalah persembahanku kepada Buddha dan semoga, selama waktu yang akan engkau jalani dalam mencapai Kebuddhaan; aku selalu menjadi pendampingmu".
Sumedhà menerima bunga teratai dari Sumittà dan di tengah-tengah keramaian, Ia persembahkan bunga itu kepada Buddha Dipankarà yang tengah menghampiri dan berdiri dekat kepalanya yang tengah bertiarap. Sang Buddha Dipankara dengan kekuatan mental-Nya, melihat jauh ke masa depan dan berkata;
"Sumedhà, engkau akan menjadi Buddha, bernama Gotama, setelah 4 Asaïkhyeyya dan 100.000 kappa sejak saat ini”.
Kemudian, mengamati apa yang sedang terjadi antara Sumedhà dan Sumittà, Sang Buddha Dipankara berkata:
"O, Sumedhà, perempuan ini Sumittà, akan menjadi pendampingmu dalam berbagi hidup, membantumu dengan semangat dan perbuatan yang sama dalam usahamu mencapai Kebuddhaan, ia akan mem-bahagiakanmu dalam setiap pikiran, perkataan, dan per-buatannya. Dalam kelahiranmu yang terakhir, ia juga akan menjadi pendampingmu, kemudian menjadi murid perempuanmu dan menjadi seorang Arahanta”.
Sang Buddha Dipankarà kemudian pergi dengan menginjakkan kaki kanan-Nya di sebelah Sumedhà (Buddhavamsa dan Riwayat Agung Para Buddha).
5.Buddha Gotama mempertunjukkan Mukjizat kembar
Untuk mengatasi kesombongan keluarga Sakya dan untuk meyakinkan mereka bahwa beliau telah menjadi Buddha saat beliau kembali ke kapilavasthu. Sang Buddha yang sedang berjalan-jalan di udara setinggi orang dewasa naik lebih tinggi sedikit dan berdiri setinggi pohon palem, sehingga dapat dilihat oleh segenap yang hadir. Api berkobar-kobar di badan sebelah atas dan air dingin melalui lima ratus pancaran turun dari badan sebelah bawah. Setelah itu air dingin memancar dari sebelah atas badan dan api berkobar-kobar dari badan sebelah bawah.(Apadana Atthakatha)
6.Pada tahun ke 8 setelah penerangan sempurna menjadi Buddha
Buddha Gotama berkunjung ke salah satu kota di Sri Lanka yaitu Kelaniya dan membuat tanda Tapak Kaki di Puncak Sripada atau puncak Adam.(Mahavamsa)
Selamat Hari Waisak 2564
Semoga semua bahagia dan sehat selalu. Amin🙏🏻😊
~~~Wahyu S~~~
Komentar
Posting Komentar