Karya : Nadya Rifana Derit pintu di tengah sunyi serta hentakan halus berirama yang terdengar saat aku melangkah menuju kursi menyapa pendengaranku. Sang mentari sudah berada cukup tinggi di ufuk timur, kehangatannya mulai menjalar memenuhi ruang kelasku yang kosong dan begitu hening. Kututup mataku, menikmati kicauan burung-burung yang meneduhkan hati. Temanku mulai berdatangan seiring dengan jarum jam yang terus berdentang, menandakan hari semakin siang. " Hey kau, kemari.. " kata salah satu dari sekumpulan anak yang baru saja masuk bersama satu anak lain. Anak yang dipanggil hanya diam dan terus melangkahkan kakinya menuju kursi dan itu membuat kumpulan anak yang memanggilnya geram. Mereka mendekati anak itu lalu salah satu dari mereka mendorong pundaknya agak kasar, " Kau tuli ya? Sudah hitam, pendek, tak berguna hidup lagi! " Aku meringis saat mendengar caci maki yang terlontar dari bibir mereka. Mereka menghina, mengejek. Ejekan karena tak sama. Ejekan kar...